Kepada marah Engkau
Cinta karam di awan muram
Tanah bersabda pada semesta,
tentang gerbang keterbatasan:
Langit yang tanpa topang,
melukis kesia-siaan
Bumi Aku melayang,
esok lupa lusa menghilang
Kepada murka Engkau
Rindu tak lagi terpejam
Kenyataan di awang-awang,
bercerita tentang kepasrahan:
Manusia tanpa sayap,
jelaga yang bertelaga sebelum luka
Burung tanpa kicau,
menangis di dedaunan berkerak airmata
Pergilah Aku
Percayalah pada debu dan waktu
yang akan menghancurkan dinding batu
Lalu menjadikan Kau dan Aku
seperti asap tanpa abu
yang telah api membakar kayu
Mei 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar