Langit pertama
Dituangkannya simbol kata
Entah putih atau hitam awannya
Tak pernah jelas dan tak pernah nyata
Dibawahnya adalah kerak neraka
Langit kedua
Tenggelam di langit pertama
Menyelam ke dalam hingga
Memaksakan mata membuta dunia
Didalamnya hanya menghisap pekat asapan awan
Sampai mabuk
Sampai berubah wujud
Langit ketiga dengan lintingan keyakinan
Asapan awan
Wujud malaikat pada langit kedua
Merangkaklah mereka menuju langit ketujuh
Tangan kanannya menyebar brosur surga
Tangan kirinya menghunus belati kuasa
Dan mulutnya terus menghisap asapan awan
Pada kertas-kertas serupa pedoman
Lintingan keyakinan
Dihisap dan dimuntahkan kepada manusia
Semakin dihisap semakin memabukkan
Langit keempat adalah
Halusinasi melihat surga
Dibelakang tumpukan manusia
Hingga nyawa menjadi kulit kacang
Tolak belakang kemabukkan
Langit kelima seperti
Kebebasan yang abadi
Semua lintingan sudah menjadi
Kotoran darah yang meluka pada belati
Dan Tuhan dipaksa membunuhnya
Karena jika Tuhan mengizinkan membunuh manusia
Langit keenam dan ketujuh
Tak ada
Mereka tak akan sampai
Seperti jatuh ke langit pertama
Bahkan terpeleset menuju kerak neraka
Dimensi ruang dan waktu jadi hampa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar