Pukul 3.40, pagi.
Di saat lapar seperti ini, di kulkas, saya menemukan astor milik Khaila.
Astor itu dibelikan bundanya guna meredam Khaila jika dia uring-uringan.
Oh, betapa Khaila yang masih kecil saja, sudah hidup dengan syarat.
Ya, astor itu adalah syarat. Jika Khaila menginginkan astor itu, syaratnya adalah berhenti uring-uringan.
Kini astornya sudah saya gares habis.
Saya yakin, jika Khaila tahu, ia pasti bahagia.
Khaila, kelak engkau besar nanti, semoga kau tak jadi seperti mereka yang bungkam diiming-imingi cek berdolar. Menangislah lebih baik!
Menangislah Khaila! Jangan berhenti! Jangan berhenti! Jangan mau dibodohi! Jangan mau diiming-imingi!
Khaila, sebab astor itu bukanlah keinginanmu. Tapi keinginan bundamu.
Keinginanmu adalah menangis. Sementara keinginan bundamu adalah engkau yang berhenti menangis. Menangislah Khaila!
Kopasan dari twit saya, tanpa editan.
11 Juni 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar