Rabu, 18 April 2012

Chelsea, Batu Sandungan Barca



Dini hari nanti (19/4), pertandingan lanjutan semifinal Liga Champion leg pertama antara Barcelona melawan Chelsea akan bergulir. Sebelumnya, Madrid ditekuk 1-2 di kandang Munchen.

Stamford Bridge bukan stadion yang ramah bagi Barca. Dua pertandingan terakhir di sana membuahkan satu kali kalah dan satu hasil imbang bagi Barca. Kekalahan itu terjadi saat Chelsea bertemu Barcelona di grup yang sama, 18 Oktober 2006. Kala itu, satu gol yang dicetak Drogba memastikan tiga angka bagi Chelsea.

Namun Chelsea memiliki kenangan pahit ketika menjamu Barca pada semifinal Liga Champion di Stamford Bridge, 6 Mei 2009 sesudahnya. Saat itu, Abidal memang di usir dari lapangan. Tapi hal itu tak cukup bagi tuan rumah. Tekel terhadap Florent Malouda dan Didier Drogba tak membuahkan penalti.

Pertandingan tersebut menghadirkan dua momen paling ikonik: Ballack memrotes keputusan wasit yang dianggapnya tidak adil. Saat itu, Ballack mengejar wasit sambil berusaha untuk tidak bersentuhan. Kedua, Didier Drogba melakukan umpatan ke kamera setelah di akhir laga pertandingan itu hanya membuahkan hasil imbang, 1-1.

Hingga kini, pendukung Chelsea masih memrotes keputusan-keputusan Ovrebo, wasit yang memimpin pertandingan itu. “saya masih menerima protes dari pendukung Chelsea melalui surat elektronik, setidaknya tiga atau empat surat pertahun”, tutur Ovrebo kepada Daily Mail.

Tentu saja pertandingan nanti adalah pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh para fans fanatik Chelsea.

Di sisi lain, statistik lima pertandingan terakhir kedua tim yang menunjukkan empat hasil imbang dan satu kali kalah bagi Barca, bisa jadi salah satu stimulan Chelsea untuk meredam bahkan menaklukkan Barca.

"Satu hal yang saya yakini dalam laga nanti adalah bahwa ini akan lebih rumit daripada pertemuan di tahun 2009," ungkapnya seperti yang dilansir situs resmi Barca.

Pentingnya Pertahanan

Jurnalis olahraga, Josep Lopiwudhi, dalam majalah Bolavaganza edisi Januari 2012 menulis salah satu cara menaklukkan Barca adalah dengan mempertahankan turf kandang. “jangan biarkan Barcelona mencetak satu pun gol tandang. Sebaliknya, berusaha sekuat tenaga untuk mencetak gol ketika bertandang ke Camp Nou”, tulisnya.

Meskipun sulit, hal tersebut agaknya menjadi mungkin jika melihat penampilan Chelsea yang kerap membaik semenjak ditangani Di Mateo. Absennya David Luiz yang mengalami cedera hamstring nampaknya hanya sedikit berpengaruh, mengingat Chelsea memiliki Garry Cahill yang juga handal dalam bertahan maupun melakukan serangan. Selain itu, bugarnya Ivanovic juga bisa menjadi pertimbangan bagi Di Mateo.

Lopiwudhi juga menulis pentingnya menumpuk pemain di depan gawang sendiri. Menurutnya, pressing ketat dan ngotot merupakan rencana apik untuk meredam agresifitas Barca.

Selain itu, Di Mateo dapat mempertimbangkan Essien yang memiliki naluri bertahan yang kuat dan mampu melakukan pressing dengan baik. Selain untuk mengantisipasi umpan-umpan pendek Barca, Essien juga dapat membantu pertahanan kala Alvez yang kerap kali dipasang ke depan, turut membantu melakukan serangan.

Jika melihat sejarah pertandingan kedua pihak, nampaknya Di Mateo akan menerapkan strategi bertahan seperti yang dilakukan Mourinho pada 2006. Duo bek tangguh Ricardo Carvalho dan John Terry, saat itu berhasil menaklukan gempuran Barca yang digencarkan Ronaldinho dan Messi cs.

Kesulitan Barca

Barcelona cenderung tak pernah mengubah gaya mainnya. Tiki-taka atau umpan-umpan pendek yang selalu diperagakan, membuat sejumlah pelatih menemui titik lemah Barca. Juan Ignacio Martinez, pelatih Levante, yang kemarin minggu (15/4) nyaris membawa timnya menang menghadapi Barca mengklaim bahwa dirinya mengetahui banyak titik lemah di kubu Barca. Itu “karena mereka hampir tak pernah mengubah gaya main”, ujarnya seperti yang dilansir Tabloid Bola.

Pertandingan terakhir Barca menghadapi Levante jelas menjadi pekerjaan rumah evaluatif yang berat bagi Pep Guardiola. Dalam mempersiapkan strategi menghadapi Chelsea, Pep juga mau tidak mau mempertimbangkan laga el clasico yang tak kalah penting, pada Sabtu mendatang.

Barca memang memiliki Busquet, gelandang bertahan yang tangguh dan tertib yang juga sesekali mampu membantu serangan. Namun Barca mesti mengantisipasi serangan balik Chelsea yang kerap dilakukan melalui sayap, yang kemudian melakukan umpan lambung ke tengah. Performa Mascherano yang semakin membaik dengan duo tangguh Puyol dan Pique nampaknya memang dapat mengantisipasi itu. Tapi kecepatan Kalou dan Ramires juga mampu melakukan tusukan ke tengah pertahanan, bisa-bisa merepotkan Barca.

Chelsea juga memiliki Lampard dan Juan Mata yang mampu melakukan tendangan jarak jauh terarah.

Pertandingan tersebut akan berjalan seru mengingat kedua tim memiliki pertahanan dan pola serangan yang baik. Kita tunggu saja, sejauh apa Chelsea mampu meredam agresivitas Barca dan memanfaatkan peluang counter attack.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar