dinding bening sedingin masa lalu
membelah kita menjadi dua bagian: kau dan aku
kau, menempelkan telingamu ke dinding itu aku
menjilat-jilatnya seperti memakan es krim cone cair
yang kau bawa di pertemuan terakhir
kau dan aku dibisiknya dengan
nafas purba, dengan suara serupa rasa
sia-sia,
dengan bahasa yang entah apa
jalan yang panjang.
waktu.
satu.
Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar