Sabtu, 07 Agustus 2010

Eksistensi, Hamba, dan Tuhan!

"Mereka berteriak. Mereka antusias. Tak terlihat kesedihan di wajahnya. Memanggil-manggil band kesukaan yang tidak pernah mengenal dirinya. Saya pernah seperti mereka."


Di depan panggung, mereka jaga. Mereka memasang kuda-kuda. Membuat sikap sempurna. Mereka menunggu, kedatangan sang idola yang mereka tunggu-tunggu. Beberapa dari mereka, saya melihat menggunakan kaos asli hasil produksi idolanya. Saya menebaknya lewat ukuran, dan gambarnya. Mereka memakainya dengan bangga. Mempamerkan wajah ‘terkeren’ idolanya, logo, lirik, dan apapun yang dapat menjadi simbol. Saya pernah seperti mereka.

Ketika MC memberikan aba-aba untuk mempertunjukan suatu band yang malam itu sangat ditunggu-tunggu. Mereka berteriak. Mereka antusias. Tak terlihat kesedihan di wajahnya. Memanggil-manggil nama band kesukaan yang belum pernah mengenal dirinya. Saya pernah seperti mereka.

Mereka larut dalam ketidaksadaran. Mereka larut pada kesenangan. Kesenangan yang mungkin berarti kenyamanan.

Yang mereka tunggu-tunggu pun hadir. Teriak semakin semarak. Tak lama lagi, semuanya akan meriah dalam keheningan. Keheningan ketidaksadaran.

Lagu pun dimainkan. Mereka dengan lantang bernyanyi bersama. Beberapa orang di depan saya terlihat tak pernah mengalihkan sedikitpun pandangannya dari panggung. Tak pernah terlihat sedikitpun mulutnya berhenti bernyanyi. Mereka menyanyikan lagu yang dinyanyikan idolanya. Saya mengetahui beberapa lagunya. Saya mengetahui bahwa lirik-liriknya mewujud kekecewaan, keraguan, dan perlawanan. Saya tak menangkap lirik yang secara eksplisit menyanyikan kesenangan. Mungkin memang tak ada kesenangan di dalam lirik-liriknya – implisit maupun eksplisit, namun mereka tetap bahagia. Tak ada kesedihan di wajahnya. Mereka mengutuk dunia!

MC itu seperti bilal. Aba-abanya adalah adzan. Seperti mengingatkan mereka bahwa “ada Tuhan di sekitar mereka”. Mereka pun beribadah. Fokus, dan terhanyut. Kebahagiaan dan kenyamanan. Keterasingan dan kesiasiaan. Eksistensi, hamba, dan Tuhan!




Pamulang, 17 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar