Kamis, 14 April 2011

Kita Memang Menyedihkan!

Green Cafe Kemang, 9 April 2011, akhirnya Master Wu menjadi kenyataan untuk saya. Sebelumnya, Sandi pernah memitoskan Band lawas ini. Ya, malam itu saya menyaksikan Master Wu secara langsung.


Namun bagi saya, tak ada yang menarik dengan band ini. Lirik pemberontakan yang klise seadanya, dan skill musik yang tak cukup luar biasa, apa yang ditawarkan? Barangkali, hanya suasana. Band ini menawarkan suasana pemberontakan baru lewat rap-rock jika memang Metal, HC-Punk sudah terlalu basi seperti kaos hitam yang membuatmu narsis dan onani sendiri.



Malam sudah semakin larut. Master Wu baru saja selesai mengakhiri launching album terbarunya.


Meski badan ini separuhnya sudah berisi pegal, saya tak juga kunjung pulang. Sandi mengajak saya dan Ikbal untuk mampir ke Angkringan Fatmawati.


Di Angkringan Fatmawati


.


Gerobak jualan.


Saya sempat salah orang ketika memesan minuman. Laki-laki berkemeja biru gelap kotak-kotak adalah kesalahan saya mengenal diri sendiri. Sebab Sandi bilang, "alay-an juga tampang lo daripada tampangnya".



Menurut Sandi, suasana Angkringan Fatmawati adalah suasana akar rumput.



Sandi juga bilang, yang menarik dari Angkringan Fatmawati adalah lokasinya yang strategis.


Cukup aneh bagi saya, sebab saat itu yang terlihat adalah orang-orang yang sepertinya menengah ke atas. Wajar jika pertanyaannya adalah: apa yang menarik dari tempat ini sehingga bisa menjadi sangat ramai dengan orang-orang menengah ke atas?


Jika Spongebob melukiskan bagaimana hidup kelas buruh, dan Paman Krab adalah pengusaha, maka representasi kelas menengah hanya tepat dimaknai pada diri Squitward. Dia yang sepanjang hidupnya hanya sibuk bersenang-senang pada gaya hidup. Lalu, apakah harga makanan murah dan tempat lesehan di Angkringan Fatmawati adalah gaya hidup modern? Mungkin Sandi benar, Angkringan Fatmawati hanyalah tentang posisi yang strategis.



Sandi baru selesai makan. Itu dia sedang memegang blackberry barunya. Sayang, tertutup oleh tangan kanannya.


Saya dan Ikbal tidak ikut makan. Sudah kenyang makan nasi goreng di Kemang -- di depan Green Cafe. 11 ribu rupiah plus pemandangan cewek hedon yang juga sedang makan nasi goreng di tempat yang sama.



Seorang pembuat minuman setelah menghantarkan pesanan, tertangkap kamera sedang memakai Sepatu New Rock. Kvlt!


Jika mengingat tentang saya yang memesan makanan kepada orang yang salah, mungkin benar kata Sandi, "alay-an juga tampang lo". Sebab, saya melihat pelayan di sana memang berpakaian cukup kvlt. Mereka rata-rata memakai kaos metal berwarna hitam. Ada yang memakai New Rock, ada yang memakan Vans.


Di Ciputat, Nyampahin Orang lagi Ngeband


Di perjalanan pulang dari Fatmawati menuju Pamulang, tak sengaja bertemu dengan Randy, Ase, dan Kopet sedang menunggu studio band di kawasan Ciputat. Kami bertiga menghampirinya. Nyampahin.



Randy sedang senyum sambil memegang gitar.



Ase asyik bermain drum.



Kopet yang sadar kamera, bermain bass.



Ini Sandi sedang nyetem gitar. Pura-pura tak sadar kamera. Perhatikan matanya yang tak jelas ke arah mana.



Dia sedang pura-pura teriak. Tapi lebih mirip seperti bintang porno sedang orgasme. Fail!



Ini Ikbal. Tak kalah menyedihkan. Sesungguhnya dia tak bisa bermain keyboard.



Saya sedang trance.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar