Sabtu, 18 Mei 2013

Sajak Perjalanan



Perjalanan l

Di sia-sia perjalanan ini
Engkau tak henti hentinya bernyanyi
Di sisa-sisa bunyi kereta api
Yang tertinggal takkan mampu kau temui
Sementara bibirmu belum juga berhenti
Mengungkap kini yang kau lewati




Perjalanan ll

Semesta tersesat pada nada nadi kita
Tepat ketika kau tenggelamkan dadamu ke dalam dadaku
Ia bergerak
Kita sempat menangkapnya
Tapi tak pernah kita mengingat bagaimana terlepasnya




Perjalanan lll

Yang fana adalah rasa, begitu sesak di rongga nafasku. Seperti melipat tempat, memepatkan waktu, yang fana adalah rasa. Sedang aku belum sempat mengisahkanmu dongeng bayang-baying burung dan anjing di dinding, yang membuat senyum anak kecil itu tumbuh bertambah teduh. Atau kau belum izinkan aku menyentuh luka dan mimpi yang akan segera kubuatnya runtuh. Tapi yang fana adalah rasa, katamu. Kita diciptanya, bukan sebaliknya. Maka kita dibunuhnya. Kemudian kita percaya seperti seorang atheis yang diam-diam berdoa.







  Mei 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar