Perjalanan l
Di sia-sia perjalanan ini
Engkau tak henti hentinya bernyanyi
Di sisa-sisa bunyi kereta api
Yang tertinggal takkan mampu kau temui
Sementara bibirmu belum juga berhenti
Mengungkap kini yang kau lewati
Perjalanan ll
Semesta tersesat pada nada nadi kita
Tepat ketika kau tenggelamkan dadamu ke dalam
dadaku
Ia bergerak
Kita sempat menangkapnya
Tapi tak pernah kita mengingat bagaimana
terlepasnya
Perjalanan lll
Yang fana adalah rasa, begitu sesak di rongga
nafasku. Seperti melipat tempat, memepatkan waktu, yang fana adalah rasa. Sedang
aku belum sempat mengisahkanmu dongeng bayang-baying burung dan anjing di
dinding, yang membuat senyum anak kecil itu tumbuh bertambah teduh. Atau kau
belum izinkan aku menyentuh luka dan mimpi yang akan segera kubuatnya runtuh. Tapi
yang fana adalah rasa, katamu. Kita diciptanya, bukan sebaliknya. Maka kita
dibunuhnya. Kemudian kita percaya seperti seorang atheis yang diam-diam berdoa.
Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar