Kalau ditanya apa
lagu patah terparah dalam bahasa Indonesia, saya akan cepat menjawab “Requiem
Reprise” dari Melancholic Bitch. Lagu ini mungkin nantinya akan bernasib sama
dengan Gloomy Sunday: dilarang diputar karena, katanya, membuat banyak orang
bunuh diri.
Requiem Reprise
sebenarnya bukan versi asli. Melancholic Bitch mulanya membuat Requiem di tahun
2004 dalam album Anamnesis. Namun saat itu, nama Melbi belum banyak terdengar. Setelah
album Balada Joni dan Susi pada tahun 2009 melambungkan namanya, di tahun 2013 Melbi
membuat re-issue album Anamnesis yang diberi nama Re-Anamnesis. Di album inilah
lagu Requiem menemukan rupa barunya.
Seperti Gloomy
Sunday, Requiem Reprise dibentuk dengan nada-nada minor bertempo lambat – lebih
lambat dari Requiem – dan bebunyian asing serta lirik menyayat. Nada dan tempo itulah yang membuat lagu ini
menjadi lebih kuat dari versi sebelumnya, hingga secara magis mampu menghadirkan
rasa, kesan, dan suasana, seolah-olah mengundang Izrail untuk berdiri di
belakang kita.
Itulah alasan
mengapa saya belum juga berhenti mendengarkan lagu ini, meski telah terputar
berkali-kali.
Ada yang bilang, “apapun
yang dilakukan secara berulang-ulang, pasti bosan juga.” Namun itu tidak
berlaku buat saya. Bukannya bosan, Requiem Reprise malah memicu saya untuk
mendengarkannya secara lebih kreatif.
Saya pun akhirnya
menemukan cara baru: dengan Windows Media Player. Software ini memiliki opsi
visuaslisasi lagu yang tengah kita dengarkan.
Kotak visual itu,
jika diklik kanan akan memunculkan opsi pola bentuk apa yang ingin anda munculkan.
Saya biasanya menggunakan Ambience yang random, atau Battery yang juga random. Kalau
sudah dipilih, tekanlah alt+enter pada keyboard untuk membuatnya full screen.
Pola-pola visual itulah
yang akan membantu anda semakin merasakan, terkesan, dan bahkan tersayat
Requiem Reprise tanpa perlu mengerti makna ataupun tafsir yang mengendap di
dalamnya.
Kemarin, sengaja saya
menunjukkan cara itu kepada pacar. Saya ingin tahu komentarnya. Kami pun fokus menonton
Requiem Reprise bersama.
Saat menonton,
saya sesekali melihat jidat pacar saya berkerut seperti merasakan sebuah sensasi.
Dan di akhir lagu, ia berkomentar, “serem banget. Kayak putus asa. Bikin deg-degan. Apalagi pas
di bagian (liriknya): dan susunan bahasa
yang kau emban... Visualnya depresi banget.”
Maka, silahkan
alami sendiri sensasi gaib “Menonton Requiem Reprise”!
Catatan: menurut seorang teman, cara di atas akan lebih asik dilakukan pada saat mengonsumsi ganja atau mushroom.
Catatan: menurut seorang teman, cara di atas akan lebih asik dilakukan pada saat mengonsumsi ganja atau mushroom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar